Apa-apaan ini.
Nesia sedang duduk berhadap-hadapan dengan wanita berbadan kecil. Di dalam sebuah restoran, di hadapan makanan bernama ‘mie ayam’. Wanita di depannya masih menatap dia bingung, namun tidak melanjutkan apapun yang sedang dia katakan tadi sebelum Nesia ātersadarā.
Nesia menatap sekeliling, dia melihat meja-mejaĀ restoran itu terisi penuh. Ada mangkok di semua meja. Baiklah, tempat ini adalah restoran bakmie ayam. Selain mangkok, ada juga koper-koper kecil di samping setiap meja. Melihat itu, Nesia memalingkan wajah ke arah mejanya sendiri. Ada kertas bertuliskan ‘Lion Air’. Tidak dibutuhkan kepintaran untuk tau kalau dia sedang berada di bandar udara, dengan tujuan Yogyakarta.
āBoarding time: 18.30ā
Mata Nesia mencari cepat ke seluruh restoran. Benda dengan bentuk apapun yang dapat memberikan informasi. Astaga!
āMbak, maaf. Gate 3A dimana ya?,ā tanya Nesia, panik. Dengan satu tarikan nafas, dia berhasil memasukkan semua barang di atas meja ke tas tangannya, minum tegukan terakhir air bening dan bersiap beranjak.
āEhhh mbak. Kita kan disini karna pesawatnya delay.ā
Nesia yang pintar tidak percaya begitu saja. āMbak menggunakan Lion Air juga?ā
āMbak kok lupa sih,ā kata si mbak yang masih belum diketahui namanya ini sambil menunjukkan boarding passnya, ācuman saya mau ke Solo”.
āNunggu disini aja mbak. Katanya masih sejam lagi.ā
Well, Nesia memang tidak ingat kenapa dia ada disana. Tapi dia tau betul kalau perutnya lapar. Melihat mangkok mienya yang baru habis sepertiga, Nesia menuruti saran mbak tersebut.
āSampai mana tadi kitaā¦ Oh iya. Iya gituuu mbak, disana mah biasa aja punya anak tapi gak nikah,ā jelas si mbak sambil menggerakkan pergelangan tangannya yang menyiratkan ‘santai aja kali, mbak’.
Continue reading →
One share, one good deed :)